Khatib Soroti Kecurangan Pemilu, Picu Jemaah Bubar – Panitia Shalat Id di Bantul Meminta Maaf

by -95 Views

Sabtu, 13 April 2024 – 03:16 WIB

Sleman – Panitia penyelenggara Shalat Idul Fitri di Lapangan Tamanan, Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY meminta maaf atas khatib yang menyampaikan isi ceramah yang menyinggung dugaan kecurangan pemilu. Ceramah tersebut menyebabkan sebagian jemaah bubar dan meninggalkan lokasi Salat Id pada Rabu, 10 April 2024.

Ketua Panitia Peringatan Hari Besar Islam (PBHI) Tamanan, Sujendro Nugroho, meminta maaf kepada masyarakat atas insiden tersebut. Dia meminta maaf karena lalai dalam mengecek materi ceramah Salat Id.

“Saya mohon maaf karena memang tahun ini terfokus pada masalah takbir dan festival lomba. Sehingga untuk konfirmasi masalah ustaz untuk masalah isian (ceramah) memang kami tidak meminta materinya,” kata Sujendro saat dihubungi wartawan, Jumat, 12 April 2024.

Sujendro mengatakan sejak tahun 1987, ia telah menjadi Ketua PBHI. Ia menjelaskan bahwa sejak dulu tidak pernah ada masalah dan baru kali ini terjadi peristiwa seperti itu.

“Saya sendiri mungkin khilaf. Ya saya mohon maaf, mungkin saya juga tidak mengetahui detail sebelumnya,” tutur Sujendro.

Lebih lanjut, Sujendro mengungkapkan bahwa khatib yang memberikan ceramah di Salat Idul Fitri 1445 H di Lapangan Tamanan adalah Untung Cahyono, seorang akademisi dan dosen.

Sujendro menyampaikan bahwa saat Untung memberikan ceramahnya, tidak semua jemaah langsung meninggalkan lokasi Salat Id. Sebagian besar jemaah tetap berada di tempat hingga ceramah selesai disampaikan.

Setelah ceramah selesai, Sujendro mengaku sempat menegur sang khatib. Ia meminta agar Untung tidak lagi menyampaikan ceramah yang berisikan muatan politik.

“Saya langsung bilang, lain kali tidak usah menyinggung masalah politik. Nanti kasihan jemaahnya,” ungkap Sujendro.

Sujendro menjelaskan bahwa sebelumnya Untung pernah menjadi khatib Shalat Idul Fitri di Lapangan Tamanan. Namun, saat itu, materi khutbah yang disampaikan oleh Untung tidak menyinggung masalah politik.

“Hanya satu kali sebelumnya, tapi tidak pernah menyinggung masalah seperti itu. Biasanya yang disinggung adalah masalah puasa,” ujar Sujendro.