The Right Kind Of Leadership For Indonesia

by -157 Views
The Right Kind Of Leadership For Indonesia

Ada dua tradisi utama dalam peradaban manusia: tradisi Barat yang mencakup Yunani Kuno, Roma Kuno, dan pewaris dunia Barat, yaitu peradaban Eropa dan Amerika Utara modern, dan tradisi Timur yang didominasi oleh Tiongkok Kuno dan India Kuno. Dari kedua tradisi utama ini, kita dapat belajar karakteristik negara yang kuat. Negara dapat menjadi kuat jika merekalah yang dipercayakan untuk mengendalikan dan memimpinnya memiliki kepribadian yang baik dan kuat.

Apa yang dimaksud dengan kepribadian yang kuat dalam tradisi Barat dan Timur tercermin dalam ajaran populer yang ditemukan di Indonesia. Indonesia pada dasarnya adalah produk dari kedua peradaban besar tersebut. Selama ribuan tahun, peradaban di Nusantara sebagian besar dipengaruhi oleh peradaban Hindu-Buddha dari India dan peradaban Tiongkok.

Pada pertengahan abad ke-12, ke-13, dan ke-14, peradaban Barat datang: Spanyol, Portugal, Inggris, Belanda, dan Prancis. Para pemimpin Nusantara, khususnya mereka yang memimpin perjuangan kemerdekaan, adalah produk dari Barat dan dari Timur.

Kepemimpinan militer Barat sangat dipengaruhi oleh Yunani Kuno, seperti yang digambarkan dalam catatan filosofis, mitos, dan sejarah Plato, Herodotus, dan Thucydides.

Ada cerita tentang seorang pangeran, seorang jenderal militer, dan temannya di malam sebelum pertempuran besok. Mereka berada di pegunungan, dan sangat dingin. Sang pangeran berada di tenda dengan selimut tebal dan api unggun yang hangat.

Temannya bertanya kepada Panglima tertinggi mereka, sang pangeran, ‘Apakah kau tahu bahwa para prajurit kita berada di luar tanpa tenda? Tanpa selimut tebal? Menahan dingin, dan mungkin juga kelaparan?’

‘Tapi mengapa mereka tetap patuh dan setia padamu, yang sekarang nyaman di tenda dengan selimut tebal? Apakah kau tahu mengapa? Karena mereka tahu bahwa besok, perintah yang keluar dari mulutmu akan menentukan nasib mereka. Itulah mengapa mereka membiarkanmu berada di tempat yang hangat. Mereka ingin kau segar, sehat, dan kuat besok sehingga perintahmu tidak merugikan hidup mereka.”

Cerita ini menggambarkan tradisi kepemimpinan Barat. Para perwira dan pemimpin militer Barat diberikan lebih banyak kenyamanan dan perlakukan yang lebih baik karena semua orang tahu bahwa produk dari kepemimpinan mereka adalah perintah mereka yang tepat. Perintah mereka harus mampu mengarah pada kemenangan tanpa pengorbanan terlalu banyak orang.

Semangat kepemimpinan militer Timur agak berbeda. Kita dapat menggambarkan tradisi kepemimpinan Timur ini dari kepemimpinan seorang jenderal terkenal dari cerita sejarah Tiongkok Kuno seperti Jenderal Wu Chi (Wu Qi).

Wu Chi terkenal karena selalu bersama para prajuritnya. Jika para prajuritnya berjalan, dia berjalan bersama mereka. Dia tidak ingin naik kuda atau kereta. Pakaiannya sama dengan para prajuritnya. Dia makan makanan yang sama dengan para prajuritnya. Jika prajuritnya tidak tidur di tenda, dia tidak ingin menggunakan tenda. Dia akan tidur di luar bersama para prajuritnya.

Itulah gaya kepemimpinan ala Wu Chi. Karena itu para prajuritnya begitu mengaguminya. Dalam pertempuran-pertempuran itu, dia tidak perlu memarahi, tidak harus memimpin dengan kekerasan. Para prajuritnya sangat mencintainya sehingga mereka menang dalam setiap pertempuran. Ini adalah gaya kepemimpinan Timur.

Di Indonesia, kita juga memiliki pemimpin seperti Wu Chi. Di antara pemimpin yang paling terkenal dari korps baret merah adalah Jenderal Mung Parahadi Mulyo. Dia dikenal sebagai komandan yang tidak memiliki pembantu di rumah.

Dia membersihkan lantainya sebelum pergi ke kantor. Istrinya dan keluarganya dilarang menggunakan mobil dinasnya. Dia membawa minumannya ke mana-mana. Pakaiannya juga sama dengan yang dari TNI, meskipun mungkin dia bisa menggunakan pakaian yang bagus.

Dia dikenal sebagai seorang yang tidak pernah ingin hidup di luar dari apa yang negara berikan padanya. Dia juga dikenal memiliki fisik yang sangat kuat. Sebelum memerintahkan para prajuritnya untuk melakukan sesuatu, dia melakukannya dahulu. Sebelum prajuritnya turun tebing, dia melakukannya terlebih dahulu. Jika dia berlari bersama para prajuritnya, dia selalu membawa senjata seperti para prajuritnya.

Pak Mung terkenal. Dia adalah komandan RPKAD yang berlari bersama para prajuritnya dari Cijantung ke Terminal Cililitan.

Menurut pendapat saya, kepemimpinan yang cocok untuk Indonesia adalah kombinasi antara kepemimpinan Yunani dan kepemimpinan Wu Chi. Dengan kombinasi ini, kita dapat mengambil yang terbaik dari Barat dan Timur untuk menciptakan gaya kepemimpinan yang cocok untuk Indonesia.

Source link