Optimizing the Potential of Indonesian Diaspora – indoberita.net

by -2114 Views
Optimizing the Potential of Indonesian Diaspora – indoberita.net

Diaspora Indonesia yang Hebat: Maksimalkan Peran dan Potensi Indonesia di Tingkat Internasional

Jakarta – Pemanfaatan atlet diaspora Indonesia telah mulai menghasilkan prestasi positif di dunia olahraga. Contohnya, dalam sepak bola, atlet diaspora telah memberikan kontribusi besar dalam membawa tim nasional Indonesia mencapai Piala Asia 2027 dan Tahap Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah bagaimana kita dapat memanfaatkan diaspora Indonesia bukan hanya dalam bidang olahraga, tetapi juga dalam sektor penting lainnya seperti sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM). Dengan memaksimalkan Potensi Diaspora Indonesia, kita dapat meningkatkan kontribusi mereka secara signifikan dalam pembangunan nasional.

Hal ini menjadi penting dalam mencapai Visi Indonesia Emas 2045 yang membutuhkan sumber daya manusia unggul, serta menghadapi persaingan global dalam merekrut SDM terbaik untuk tinggal dan berkarya di negara asalnya masing-masing. Namun, sebelum membahas langkah-langkah untuk memanfaatkan secara optimal Potensi Diaspora Indonesia, kita perlu memahami terlebih dahulu apa dan siapa diaspora Indonesia.

Definisi Diaspora merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2017 dan Kongres Diaspora Indonesia, di mana diaspora Indonesia adalah masyarakat Indonesia yang tinggal di luar negeri. Mereka terdiri dari WNI, mantan WNI, serta keturunan dari WNI dan mantan WNI. Diaspora Indonesia tersebar di lebih dari 90 negara di seluruh dunia.

Menurut data Bank Dunia, jumlah diaspora Indonesia mencapai sekitar sembilan juta jiwa – jumlah ini setara dengan populasi Sulawesi Selatan, provinsi dengan jumlah penduduk terbesar ketujuh di Indonesia. Data dari Kementerian Luar Negeri dan BP2MI menunjukkan bahwa sekitar 3 hingga 4,6 juta dari mereka masih memiliki kewarganegaraan Indonesia. Sisanya memiliki kewarganegaraan asing atau kemungkinan kewarganegaraan ganda hingga usia 21 tahun.

Diaspora Indonesia memiliki beragam latar belakang profesi yang mencerminkan keragaman Indonesia, termasuk dosen, ilmuwan, dan individu yang bergerak di bidang STEM.

Dalam visi dan misi mereka, Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, memberikan perhatian khusus pada pemanfaatan “Optimasi Potensi Diaspora Indonesia dalam mencapai kepentingan nasional”. Mereka juga berkomitmen untuk meningkatkan jumlah pekerja di bidang STEM dan pekerja berkeahlian tinggi lainnya. Ada titik temu yang signifikan di mana diaspora dapat dioptimalkan untuk mendukung program hilirisasi yang terus diperluas oleh pemerintahan selanjutnya.

Menurut buku “Developing a Road Map for Engaging Diasporas in Development” dan studi dari Migration Policy Institute, terdapat empat langkah yang perlu diambil untuk memanfaatkan diaspora dalam pembangunan. Langkah pertama adalah melakukan pendataan lengkap dan akurat terhadap diaspora Indonesia. Database diaspora ini menjadi kunci dalam memetakan talenta diaspora berdasarkan keahlian, industri, lokasi, dan kemauan mereka untuk berkontribusi pada pembangunan nasional.

Beberapa negara, seperti Filipina dan Bosnia, telah berhasil mencari diaspora mereka berdasarkan keterampilan, latar belakang pendidikan, dan industri di mana mereka bekerja. Pembuatan database diaspora sebenarnya bukan hal yang sulit. Di Kementerian Pemuda dan Olahraga, misalnya, sudah ada data lebih dari 600 atlet diaspora Indonesia yang aktif di lebih dari 10 cabang olahraga. Hal yang sama dapat dilakukan untuk diaspora Indonesia yang berkeahlian di bidang lain.

Langkah kedua adalah berkomunikasi dan bekerja sama dengan badan pemerintah, swasta, dan pemimpin industri untuk mengidentifikasi kebutuhan talenta yang bisa dipenuhi oleh diaspora Indonesia. Kita harus memahami kebutuhan di Tanah Air dan melihat sejauh mana diaspora bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya, di sektor teknologi, kita memerlukan 1000 tenaga ahli di bidang kecerdasan buatan dan keamanan siber. Kita perlu menghitung berapa persentase dari kebutuhan itu yang bisa dipenuhi oleh diaspora Indonesia.

Langkah ketiga adalah memberikan insentif menarik bagi diaspora agar mau berkontribusi atau kembali ke Indonesia. Insentif tersebut bisa berupa fasilitas pajak, kemudahan administrasi kepulangan, akses jaringan profesional yang luas, dan peluang karier menarik di sektor-sektor strategis. Bagi kebanyakan diaspora, mereka tidak hanya mencari imbalan finansial, tapi juga kesempatan untuk menerapkan pengetahuan mereka dalam hal yang bisa memberikan dampak besar. Dengan langkah ini, diharapkan Potensi Diaspora Indonesia dapat memberikan dukungan signifikan bagi pembangunan nasional.

Langkah terakhir adalah menjalin komunikasi aktif dengan diaspora Indonesia yang terampil, memberikan pemahaman tentang kesempatan yang tersedia mulai dari kolaborasi penelitian, fellowship, hingga peluang pekerjaan di sektor-sektor kunci. Komunikasi ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman yang jelas tentang insentif yang ada di Indonesia. Jika diaspora memilih untuk kembali dan bersedia berkarier di Indonesia, itu disebut sebagai “reverse brain drain”. Namun, jika mereka hanya berkunjung atau berbagi pengetahuan, itu disebut sebagai “brain circulation” yang bermanfaat dalam pertukaran pengetahuan, teknologi, dan keterampilan.

Sebenarnya, pemerintah tidak perlu mendirikan badan atau lembaga baru untuk mengelola ini. Sebuah tim kecil yang aktif dalam diplomasi dan bergerak cepat sudah cukup untuk mencapai diaspora berbakat dan berinteraksi dengan pemangku kepentingan di Indonesia yang membutuhkan keterampilan mereka. Pendekatan ini mirip dengan proses matchmaking dan headhunting dalam konteks kepentingan negara. Dengan menerapkan pendekatan ini, pemerintah bisa memaksimalkan Potensi Diaspora Indonesia untuk mendukung pembangunan nasional secara efektif.

Dengan langkah-langkah tersebut, Potensi Diaspora Indonesia tidak hanya akan dapat dioptimalkan dalam bidang olahraga, tetapi juga dalam sektor-sektor penting lainnya. Dengan begitu, diaspora Indonesia dapat menjadi aset berharga yang memberikan kontribusi besar dalam pembangunan nasional, khususnya untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.

Hamdan Hamedan
Direktur Eksekutif Indonesian Diaspora Network-United (2017-2018)

Sumber: https://news.detik.com/kolom/d-7422648/optimasi-potensi-diaspora-indonesia

Source link