Sufmi Dasco Dianggap Pantas Sebagai Guru Besar, Dedikasi dalam Dunia Pendidikan Tidak Perlu Dipertanyakan

by -93 Views
Sufmi Dasco Dianggap Pantas Sebagai Guru Besar, Dedikasi dalam Dunia Pendidikan Tidak Perlu Dipertanyakan

Jumat, 12 Juli 2024 – 21:50 WIB

Jakarta – Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mendedikasikan hidupnya untuk pendidikan di Indonesia. Dia pernah mengajar di Universitas Az-Zahra Jakarta fakultas ilmu hukum dari tahun 2016 hingga 2018, yang telah dikonfirmasi oleh forum dosen Universitas Az-Zahra.

Baca Juga :

Datangi Kapal OceanX, Putu Supadma: Perlu Roadmap yang Jelas untuk Mengawal Laut Kita

“Saya menyatakan bahwa Prof. Dr. Sufmi Dasco Ahmad benar-benar telah mengajar di Kampus Universitas Az-Zahra,” kata Ketua Umum Forum Dosen Az-Zahra, Hamdan Nugroho dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 12 Juli 2024.

Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad

Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad

Baca Juga :

KPU Klaim Penggunaan Sirekap untuk Pilkada Tak Akan Membuat Kegaduhan

Hamdan menyatakan dukungan dari Forum Dosen Az-Zahra untuk memastikan kepada publik bahwa Dasco telah mengabdikan dirinya di lingkungan kampus Az-Zahra.

“Kami Forum Dosen Universitas Az-Zahra memastikan status tersebut sebagai bentuk kepedulian kepada Prof. Dr. Ir. H. Sufmi Dasco Ahmad, S.H., M.H yang merupakan bagian tak terpisahkan dari keluarga kami. Sebagai individu yang pernah berdedikasi di Civitas Akademika Universitas Az-Zahra,” katanya.

Baca Juga :

Gen Z Susah Cari Kerja? Universitas Ini Punya Solusinya!

Sementara itu, pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), Haidar Alwi, mengecam podcast media nasional yang meragukan keabsahan gelar profesor atau guru besar Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad.

Haidar menjelaskan, podcast tersebut menunjukkan adanya ketidaksesuaian dalam salah satu jurnal internasional Sufmi Dasco Ahmad sebagai syarat untuk menjadi guru besar.

Jurnal Dasco tersebut diterbitkan oleh Ayer Journal asal Spanyol Tahun 2020 Volume 27 Nomor 4. Namun, pada website resmi Ayer Journal, tahun 2020 hanya terdapat Volume 117, 118, 119, dan 120. Tidak ada Volume 27.

“Seharusnya dilakukan uji informasi, konfirmasi, dan verifikasi terkait perbedaan yang ditemukan. Seperti uji informasi terhadap jurnal Reda Manthovani dan Siti Nur Azizah, media dapat menghubungi pihak jurnal di India dan Malaysia bahkan sampai datang langsung ke Inggris. Mengapa informasi tentang jurnal Dasco tidak diuji juga? Padahal bisa mengirim e-mail ke Ayer Journal atau datang langsung ke Spanyol,” jelas Haidar Alwi.

Dia yakin bahwa Ayer Journal Tahun 2020 Volume 27 bukanlah imajinasi Dasco semata yang sengaja diciptakan untuk menjadi profesor atau guru besar. Alwi menemukan setidaknya tujuh jurnal lain dari Indonesia yang juga diakui oleh sejumlah peneliti dimuat dalam Ayer Journal Tahun 2020 Volume 27.

Haidar mengingatkan tentang Pasal 3 Kode Etik Jurnalistik yang berkaitan dengan pengujian informasi dan pemberitaan yang seimbang.

“Di sinilah pentingnya uji informasi, konfirmasi, dan verifikasi untuk menghindari kesalahan penilaian dan penilaian yang merugikan pihak lain. Barangkali ada kondisi disclaimer dalam kebijakan internal Ayer Journal yang tidak diketahui karena keterbatasan bahasa (Spanyol) atau informasi yang dapat diakses,” pungkasnya.

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad.

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad.

Sufmi Dasco mulai mengajar sejak tahun 2010 ketika aktivitas politiknya belum terlalu padat. Bahkan ketika menjabat sebagai Wakil Ketua DPR, Bang Dasco (panggilan akrabnya) tetap tidak meninggalkan kegiatan mengajar, bahkan sering berinovasi melalui team teaching dan mengajar secara daring.

Isu terkait peragaan gelar Guru Besar baru-baru ini telah menggerakkan hati Lutfi Dipa, Ketua Umum Bepro (Perkumpulan Pemuda Profesional yang dibimbing oleh Sufmi Dasco). Lutfi Dipa dekat dengan Sufmi Dasco, dan dia menyaksikan sendiri dedikasi Sufmi Dasco dalam dunia pendidikan.

“Ketika berbicara tentang kontribusinya di bidang pendidikan, rasanya tidak perlu diragukan lagi. Bagi kami, Bang Dasco adalah sosok inspiratif yang layak dianugerahi gelar Guru Besar,” kata Lutfi Dipa.

“Kami, para generasi muda, perlu belajar banyak dari para senior kami. Salah satunya dari Bang Dasco, dia banyak memberikan pengetahuan politik dan hukum kepada kami melalui sesi berbagi di mana pun dan kapan pun. Kekhawatiran kami sebagai generasi muda Indonesia akhir-akhir ini banyak dijawab oleh beliau. Indonesia membutuhkan banyak generasi muda cerdas, berani, dan berdampak,” tambahnya.

Sejalan dengan pernyataan Lutfi Dipa, Wasekjen Gerindra dan Dewan Penasehat Bepro, Kawendra Lukistian, juga menanggapi isu tersebut.

“Menurut saya, hal ini sederhana. Saya yang tidak sepadat beliau pun sampai saat ini masih ingin melanjutkan studi doktoral dengan semangat yang penuh, sedangkan beliau dengan jadwal padat dan amanah yang diemban, masih bisa memperhatikan bidang akademis. Hal ini seharusnya menjadi contoh bagi kita semua, generasi muda,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya

Jurnal Dasco itu dipublikasikan oleh Ayer Journal asal Spanyol Tahun 2020 Volume 27 Nomor 4. Sedangkan dalam website resmi Ayer Journal, tahun 2020 hanya ada Volume 117, 118, 119 dan 120. Tidak ada Volume 27.

Halaman Selanjutnya