Petani di Maros Beruntung dengan Harga Cabai yang Melonjak

by -232 Views
Petani di Maros Beruntung dengan Harga Cabai yang Melonjak

MAROS, ONLINE24 – Para petani cabai di Kelurahan Borong, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros, kini menikmati hasil keuntungan berlipat dari hasil panen.

Menurut para petani, harga cabai yang kini mahal di pasaran juga berdampak positif bagi pendapatan mereka.

Nilai jual hasil panen kini mengalami peningkatan bahkan 3 kali lipat dari harga biasanya.

Saat ini cabai rawit dengan varietas cakra putih yang dijual petani ke pengepul dihargai Rp.40.000 per Kg, sebelumnya hanya sekitar Rp.15.000 per Kg.

“Alhamdulillah sejak harganya mahal di pasaran, kita sudah bisa tersenyum bahagia karena hasil penjualan ke pengepul juga naik,” ujar salah satu petani cabai Daeng Roa.

Dia mengaku dalam sehari mampu menjual cabai rawit hingga 150 Kg, dengan dibantu 4 orang pekerja yang merupakan keluarganya.

“Selama musim panen ini, kita panen dan menjual tiap hari ke pengepul, dibantu beberapa pekerja yang juga keluarga,” ujarnya.

Saat sore tiba, pengepul datang membeli hasil panen dari petani untuk dikirim ke luar daerah.

“Kalau musim panen seperti sekarang, hampir setiap hari pengepul datang untuk membeli hasil panen kita, mereka kemudian bawa ke pasar di luar daerah, seperti Makassar, Enrekang, Palopo, dan bahkan Sulbar juga,” kata Daeng Roa.

Petani lainnya menjelaskan bahwa berkebun cabai tidak begitu sulit, cukup menyiapkan lahan dan menggunakan pupuk khusus.

“Perawatannya memerlukan waktu 3 bulan untuk panen, cabai ini tidak rewel, dalam sebulan cukup disiram 4 kali dengan air dari sungai di ujung kebun,” jelas Syahril.

Syahril menyebut luas lahan cabai di Kelurahan Borong mencapai 32 hektar secara keseluruhan.

“Totalnya sekitar 32 hektar, tapi kebun yang saya tanami hanya 15 are, hasilnya juga lumayan untuk sekali panen,” tambahnya.

Harga cabai rawit di pasar tradisional di Sulsel semakin tinggi karena kurangnya pasokan dari distributor.

Kenaikan harga disebabkan beberapa faktor, seperti berkurangnya pasokan cabai akibat musim kemarau, meningkatnya permintaan, dan spekulasi harga oleh pedagang.

Meskipun menguntungkan bagi petani, kenaikan harga cabai berdampak pada masyarakat konsumen karena cabai merupakan bahan pokok sehari-hari.