Online24jam, Makassar, – Ketua Panitia Lokal Makassar, Abd. Kasim Achmad, M.Hum. dengan bangga mengumumkan suksesnya penyelenggaraan Konferensi Internasional Asosiasi Germanistik Indonesia (AGI) ke-6 di Ballroom Teater Pinisi, Universitas Negeri Makassar. Konferensi yang mengangkat tema “Belajar bahasa Jerman di abad ke-21 – Tantangan, Tuntutan, dan Peluang” ini berhasil menyatukan para ahli, akademisi, dan praktisi bahasa Jerman dari Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Jerman.
Konferensi yang terselenggara atas kerjasama AGI, DAAD (Deutscher Akademischer Austauschdienst/Dinas Pertukaran Akademis Jerman), dan Universitas Negeri Makassar ini menghadirkan lima keynote speaker dari berbagai negara, yaitu:
* Prof. Dr. Andrea Bogner dari Universitas Göttingen yang menyoroti pentingnya multilingualisme dalam konteks studi bahasa Jerman di tingkat internasional.
* Dr. Nguyen Thi Kim Lien dari Universitas Hanoi yang berbagi pengalaman mengenai pembelajaran bahasa Jerman di Vietnam, khususnya dari perspektif profesional.
* Ulrike Drißner dari Goethe-Institut Indonesia yang menyajikan kajian menarik tentang implementasi bahasa Jerman sebagai bahasa asing di kelas internasional.
* Dr. phil. Thanakon Kaewwipat dari Universitas Chulalongkorn yang memperkaya diskusi dengan mengangkat tema unik tentang studi bahasa Jerman di Thailand.
* Marlene Klässner dari DAAD – Universitas Negeri Malang yang membahas potensi sertifikasi DHOCH-3 dalam meningkatkan kualitas pengajaran bahasa Jerman di Indonesia.
Selain sesi pleno dengan para keynote speaker, konferensi yang berlangsung pada tanggal 17-18 Oktober 2024 ini juga memberikan wadah bagi para ahli bahasa Jerman untuk mempresentasikan karya ilmiahnya dalam diskusi paralel dengan kajian-kajian tentang pembelajaran dan pengajaran bahasa Jerman, linguistik, sastra, hingga budaya Jerman.
Di akhir acara dilakukan pemilihan ketua AGI yang baru, Prof. Pratomo Widodo yang sebelumnya menjabat sebagai ketua digantikan oleh Dr. Dewi Kartika Ardiyani.
Sebagai bagian dari rangkaian acara, panitia juga menyelenggarakan malam budaya untuk memberikan kesempatan bagi peserta untuk mengenal lebih dekat kekayaan budaya Indonesia, khususnya budaya Sulawesi. Selain itu, pada hari terakhir konferensi, peserta diajak untuk mengunjungi destinasi wisata alam yang menakjubkan, Rammang-rammang.
Konferensi ini tidak hanya menjadi ajang pertukaran ilmu pengetahuan, tetapi juga memperkuat jaringan kerja sama antar peneliti dan praktisi bahasa Jerman di kawasan Asia Tenggara. Harapannya, hasil-hasil dari konferensi ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi pengembangan studi bahasa Jerman di masa depan.