Reformasi Intelijen Indonesia: Membentuk Pengawasan yang Lebih Terintegrasi dengan Teknologi

by -137 Views

Reformasi Intelijen Indonesia yang Lebih Terstruktur

Reformasi intelijen Indonesia masih menghadapi dua tantangan utama yang perlu segera diatasi, yaitu pengelolaan sumber daya manusia dan mekanisme pengawasan. Hal ini diungkapkan oleh Aditya Batara Gunawan, Ketua Program Studi Ilmu Politik Universitas Bakrie, dalam diskusi bertajuk “Dinamika Reformasi dan Tata Kelola Intelijen” yang diselenggarakan di Kampus Universitas Bakrie, Jakarta.

Pengawasan Intelijen Masih Bersifat Politis

Menurut Aditya, pengawasan intelijen yang dilakukan oleh Komisi I DPR RI melalui Timwas Intelijen masih cenderung bersifat politis. Ia menekankan bahwa perlu adanya model pengawasan yang lebih objektif dan akuntabel agar tidak terjebak dalam kepentingan politik tertentu.

Senada dengan Aditya, Rizal Darma Putra, Direktur Eksekutif LESPERSSI, juga menyoroti pentingnya akuntabilitas dalam pengawasan intelijen. “Meskipun pengawasan intelijen tidak bisa sepenuhnya transparan, prinsip akuntabilitas tetap harus dijaga agar ada kontrol demokratis yang efektif,” ujarnya.

Reformasi Intelijen Indonesia: Tantangan dan Ancaman

Reformasi Intelijen Indonesia kali ini harus lebih terstruktur dan terukur. Dalam diskusi yang dipandu oleh Yudha Kurniawan, Kepala Laboratorium Ilmu Politik Universitas Bakrie, para ahli sepakat bahwa Reformasi Intelijen Indonesia berada di persimpangan yang penting. Salah satu poin krusial dalam Reformasi Intelijen Indonesia adalah pengelolaan sumber daya manusia dan mekanisme pengawasan yang akuntabel.

Perkembangan Kelembagaan BIN dan Ancaman Siber

Rodon Pedrason, mantan Gubernur Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN), melihat bahwa Badan Intelijen Negara (BIN) telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun telah ada kemajuan signifikan, namun masih ada tantangan yang harus diatasi. Bin harus lebih siap dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks dan teknologi intelijen yang terus berkembang.

Dalam diskusi tersebut, akademisi dan praktisi intelijen sepakat bahwa Reformasi Intelijen Indonesia harus dilakukan secara menyeluruh dan terstruktur. Terlebih lagi, dengan berkembangnya teknologi dan tantangan global yang semakin kompleks. Dengan penerapan prinsip reformasi yang kuat, diharapkan Reformasi Intelijen Indonesia dapat menjadi lebih profesional, efektif, dan berdaya saing dalam menghadapi perubahan dinamika keamanan global.

Sumber: Reformasi Intelijen Indonesia: Dua Tantangan Utama Dalam Tata Kelola Dan Pengawasannya
Sumber: Dua Tantangan Utama Dalam Tata Kelola Intelijen