Madrasah Deen Assalam, yang terletak di daerah Manggarai, menjadi saksi dari semangat dan keinginan tinggi untuk memberikan pendidikan berkualitas kepada anak-anak. Dengan cahaya mentari pagi yang bersinar, anak-anak yang penuh semangat bersemangat untuk belajar di tempat ini. Terlepas dari keterbatasan fisik bangunan, Madrasah ini menyala dengan semangat dan keingintahuan yang luar biasa.
Madrasah ini didirikan oleh Bripka Syamsuddin, seorang polisi yang memiliki motivasi kuat untuk memberikan akses pendidikan Islam bagi kaum minoritas Muslim di daerah mayoritas Katolik. Bersama dengan istrinya, Rini Mulyasari, mereka mengambil langkah berani untuk mendirikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Deen Assalam. Dengan modal dari tabungan pribadi dan sumbangan dari masyarakat, mereka berhasil membangun sekolah ini meskipun dengan keterbatasan dana.
Yang menarik dari Madrasah ini adalah kebijakan mereka yang memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak tidak mampu dan yatim. Guru-guru yang terlibat dalam proses pembelajaran juga diberikan gaji yang sangat rendah, bahkan di bawah Upah Minimum Regional (UMR) NTT. Namun, semangat dan keyakinan untuk memberikan pendidikan berkualitas tetap menggelora di Madrasah ini.
Di tengah tantangan dan tanggung jawab penting untuk membangun fasilitas pendidikan yang lebih baik, Bripka Syamsuddin dan Rini Mulyasari tidak pernah menyerah. Mereka bahkan rela menjual rumah tempat tinggal mereka untuk mendanai proyek-proyek pendidikan ini. Dari tanah yang belum terurus hingga bangunan-bangunan sederhana, Madrasah Deen Assalam menjadi simbol kegigihan dan tekad untuk memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anak Muslim di Ruteng.
Dengan visi yang kuat dan semangat yang tak pernah padam, Bripka Syamsuddin dan Rini Mulyasari berusaha membangun mercusuar pendidikan yang tidak hanya sekadar sekolah, melainkan tempat di mana mimpi-mimpi anak-anak bisa terwujud. Mereka percaya bahwa pendidikan berkualitas bukanlah barang mewah, melainkan hak yang harus dinikmati oleh setiap anak, tanpa terkecuali. Ini adalah kisah inspiratif dari dua individu yang mengorbankan segalanya demi pendidikan generasi masa depan.