Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono, mempertanyakan pernyataan BMKG yang mengindikasikan erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki berdampak pada Bali dan Lombok. Menurutnya, hal tersebut tidak benar mengingat arah angin pada saat itu bergerak dari barat ke timur. Bambang Haryo menekankan pentingnya BMKG memberikan keterangan yang akurat, terutama karena sarana dan fasilitas pemantauan mereka disokong oleh anggaran besar dari negara.
Dikritiknya ketidaktepatan analisa BMKG dalam memberikan informasi bisa berdampak pada industri pariwisata Indonesia. Hal ini terutama terlihat dalam isu-isu seperti megathrust yang digulirkan BMKG, serta ramalan cuaca yang seringkali tidak tepat. Menyadari pentingnya informasi akurat dari BMKG bagi sektor-sektor lainnya, Bambang Haryo menyarankan agar BMKG menggunakan data dan informasi dari badan pemantau cuaca lainnya seperti Singapura, Australia, atau Amerika untuk mengatasi ketidakpastian informasi cuaca.
Dengan anggaran besar yang dimiliki BMKG, senilai Rp2,769 triliun, Bambang Haryo berharap lembaga tersebut dapat meningkatkan kualitas informasi yang disampaikan. Terlebih lagi, BMKG harus mampu memberikan informasi yang jelas dan akurat tanpa kesalahan, untuk menghindari gangguan di sektor pariwisata, pertanian, hingga transportasi. Penguatan kemampuan dan kompetensi sumber daya manusia BMKG juga menjadi fokus penting perbaikan, agar informasi yang disampaikan lebih dapat dipercaya dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
