Ketua Forum Kota Sehat (FKS) Kota Makassar, Melinda Aksa, melakukan kunjungan ke kantor Perumda Pasar Makassar Raya untuk membahas langkah konkret dalam pengelolaan sampah pasar secara mandiri. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Kabid Persampahan DLH Makassar, Dr. Bau Asseng, ST., M.Si., Dewan Lingkungan, Marini Ambo Wellang, S.Sos., M.I.Kom, serta jajaran direksi Perumda Pasar Makassar Raya. Melinda menekankan kepentingan pasar tradisional sebagai pelopor dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan karena pasar merupakan penyumbang terbesar timbunan sampah di Kota Makassar.
Sekitar 60 persen sampah di Makassar merupakan sampah organik, dan kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang hampir penuh mendorong kebutuhan untuk mencari solusi pengelolaan sampah di sumbernya. Melinda mengajak untuk mengubah kebiasaan dan mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA, dengan potensi penerapan biopori besar di area pasar dan pemanfaatan Sentra Maggot Panakkukang untuk pengolahan limbah organik menjadi pakan ternak.
Kabid Persampahan DLH Kota Makassar, Dr. Bau Asseng, menegaskan bahwa pengelolaan sampah saat ini merupakan tanggung jawab bersama, termasuk unit pasar di bawah pemerintah kota. Menurutnya, 98 persen sampah pasar adalah organik, sehingga pengolahan di sumber menjadi cara paling efektif untuk mengurangi volume sampah ke TPA. Direktur Utama Perumda Pasar Makassar Raya, Ali Gauli Arief, SE, juga menyatakan komitmennya untuk membangun budaya bersih di seluruh unit pasar.
Melalui sinergi antara Forum Kota Sehat, DLH, dan Perumda Pasar, diharapkan semua unit pasar di Makassar dapat menjadi contoh penerapan ekonomi sirkular, di mana sampah dianggap sebagai sumber daya yang bisa diolah dan dimanfaatkan kembali. Dengan adanya kesadaran dan komitmen bersama, diharapkan pengelolaan sampah di pasar dapat berlangsung secara mandiri dan berkelanjutan untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi Kota Makassar.
