Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maros telah memutuskan untuk menghentikan sementara distribusi air bersih ke wilayah yang terkena dampak kekeringan. Keputusan ini diambil karena wilayah Maros telah memasuki musim hujan, sehingga kegiatan distribusi air dihentikan untuk sementara waktu. Meskipun demikian, BPBD tetap siap untuk memberikan suplai air bersih jika ada permintaan mendesak, terutama dari rumah ibadah atau pesantren yang mengalami kekurangan air.
Sebelum penghentian ini dilakukan, BPBD Maros telah berhasil menyalurkan sekitar 550 tangki air bersih dengan total volume mencapai 2.750.000 liter ke berbagai wilayah, terutama ke empat kecamatan terbesar seperti Bontoa, Lau, Marusu, dan Maros Baru. Meskipun demikian, masih ada dua kecamatan, yaitu Bontoa dan Lau, yang belum pulih sepenuhnya dari dampak kekeringan meskipun hujan sudah mulai turun sejak pertengahan Oktober.
Pendistribusian air bersih tahun ini melibatkan banyak pihak, termasuk BPBD Provinsi, Pertamina Patra Niaga, Bank Sulselbar, PMI, dan Baznas. Dukungan dari pihak swasta dan masyarakat juga sangat besar, sehingga distribusi air bersih bahkan melebihi target yang ditetapkan. Warga setempat merasa sangat terbantu dengan adanya bantuan air bersih dari pemerintah, terutama bagi yang biasanya hanya mengandalkan air empang yang tidak layak konsumsi. Meskipun masih ada kendala dalam pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, sinergi antar lembaga dan dukungan dari berbagai pihak telah memastikan bahwa distribusi air berjalan dengan efektif.





