Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Julius Widjojono mengklarifikasi bahwa yang menghujam markas pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Lebanon bukanlah mortir. Namun, yang ditembakan adalah roket flare yang bertujuan untuk memberikan penerangan cahaya dan meminimalkan kemungkinan infiltrasi. Setelah cahaya flare habis, roket tersebut jatuh tanpa ada daya ledakan. Meskipun terbuat dari besi, jatuhnya flare dapat menyebabkan kerusakan terhadap benda atau permukaan yang terkena.
Kapuspen TNI juga menjelaskan bahwa pasukan TNI yang tergabung dalam misi perdamaian PBB UNIFIL telah melaksanakan latihan-latihan tertentu untuk evakuasi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Pasukan TNI dalam keadaan aman, ledakan yang terjadi sekitar 1 km dari pos adalah akibat dari roket flare yang ditembakkan sebagai penerangan pada malam hari. Selain itu, Kapuspen TNI juga membantah adanya serangan mortir yang dilakukan oleh militer Israel terhadap markas TNI di Lebanon.
