Online24, Maros,- Penampakan antrean kendaraan truk kembali terlihat di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, Minggu, (14/07).
Bahkan antrean truk ini mengular hingga ke ruas jalan raya poros Maros-Makassar sebabkan kemacetan.
Salah satu sopir truk alam mengaku antrean mobil diakibatkan sulitnya mendapatkan solar subsidi, padahal harga masih normal.
“Ini sudah berbulan-bulan penampakan setiap hari, bahkan terkadang kita para sopir harus bermalam di parkiran SPBU demi bisa mendapatkan pasokan solar subsidi,”
Alam menyebut selain sulit pembelian solar subsidi juga terbatas, hal inipun membuat para sopir khususnya lintas provinsi merana.
“Bukan cuman susah dapatnya pak, pembeliannya juga terbatas, disaat seperti ini kita membutuhkan bbm cadangan, karena kelangkaan ini terjadi hampir di semua daerah, sementara harga tetap normal,” ungkapnya.
Dirinya pun berharap kepada Pemerintah untuk bisa menormalkan kembali pasokan solar subsidi ke SPBU di daerah.
“Kita sangat berharap ada upaya dari Pemerintah agar kuotanya tak lagi dibatasi, karena ini sudah sangat merugikan bahkan berdampak pada penghasilan kami, yang tak seperti dulu lagi,” keluhnya.
Sementara itu petugas SPBU Batangase, rapi mengatakan kelangkaan terjadi sudah sebulan lebih.
” Kelangkaan ini sudah sebulan lebih terjadi, banyak truk setiap hari yang mengantri sejak kuota minyak solar ini dibatasi oleh pertamina,” jelasnya.
Sejak kuota solar subsidi dibatasi oleh Pertamina, setiap SPBU di daerah hanya mendapatkan kuota 24 kilo liter perharinya, padahal sebelumnya hingga 32 kilo liter.
“Perharinya kita sisa dapat 24 kilo liter, dulu waktu normal tembus 32 kilo liter, itupun setiap hari habis,” ujarnya.
Meski kuota yang didapatkan 24 kilo liter perhari namun, distribusi pengantaran ke SPBU dilakukan secara estafet.
“Kita dapat jatah 24 kilo liter, tapi pengirimannya kesini tidak langsung, kadang sampai 3 kali pengantaran dalam sehari,” ujarnya.
Selaku pengawas di SPBU, rapi pun berharap agar kuota minyak solar subsidi bisa kembali normal agar tak terjadi lagi penumpukan kendaraan hingga ke ruas jalan utama.