VIVA, Jakarta – Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi) diminta bisa menjadi penghubung berbagai elemen perbedaan untuk membangun fondasi kokoh menuju Indonesia Emas 2045. Hikmahbudhi harus menjadi organisasi yang modern, religius, dan intelek.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Hikmahbudhi Candra Aditya Nugraha dalam Rakernas Hikmahbudhi ke-XIII di Aula Kampus STAB Negeri Sriwijaya, Tangerang Selatan (Tangsel). Rakernas Hikmahbudhi mengusung tema ‘Transformasi Hikmahbudhi: Modern, Religius, Intelektual Menuju Indonesia Emas 2045’.
Candra menyatakan bahwa Rakernas merupakan ajang penting bagi organisasi untuk merumuskan program kerja Hikmahbudhi selama dua tahun ke depan. “Program-program yang dirancang dalam Rakernas akan berdampak besar pada komunitas Buddhis serta masyarakat luas,” ujar Candra.
Bam, dia menjelaskan bahwa Hikmahbudhi saat ini siap melakukan transformasi dengan menghadirkan organisasi yang lebih modern, religius, dan intelek. Tujuannya adalah agar Hikmahbudhi dapat menjadi katalisator perubahan, menjembatani kesenjangan antara potensi dan realisasi.
Selain itu, Candra juga menegaskan pentingnya Hikmahbudhi sebagai organisasi kemahasiswaan yang berbasis keagamaan. Nilai-nilai ajaran agama Buddha atau Buddha Dharma harus menjadi landasan organisasi.
Dia juga menyoroti fokus Hikmahbudhi terhadap pengembangan sumber daya manusia (SDM) Buddhis. Harapannya adalah agar SDM Buddhis dapat meningkat dan memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan bangsa.
Dalam Rakernas tersebut, hadir sekitar 500 mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. Acara dibuka oleh Dr. Li Edi Ramawijayaputra yang mewakili Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, serta dihadiri oleh Y.M Bhikkhu Dhammasubho Matahera dan tamu undangan komunitas Buddhis serta tokoh lintas agama.
