Menteri Basuki Melarang Kepala Balai PUPR Keluar Kota karena Siaga Potensi Cuaca Ekstrem

by -495 Views
Menteri Basuki Melarang Kepala Balai PUPR Keluar Kota karena Siaga Potensi Cuaca Ekstrem

Selasa, 12 Maret 2024 – 09:23 WIB

Jakarta – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menginstruksikan seluruh balai Kementerian PUPR di wilayah Indonesia siaga menghadapi musim pancaroba (peralihan musim).

Baca Juga :

Pj Gubernur DKI Imbau Warga Jaga Kesehatan terkait Cuaca akibat Pancaroba Selama Ramadhan

Menteri Basuki melarang semua kepala balai untuk bepergian, dan menginstruksikan siaga mengantisipasi potensi cuaca ekstrem selama periode pancaroba.

“Saya kira semua balai kami di seluruh Indonesia tidak boleh ada yang ke Jakarta, kecuali atas seizin Menteri PUPR. Karena kita semua siap siaga untuk menghadapi musim pancaroba,” kata Basuki di Jakarta, Selasa, 12 Maret 2024

Baca Juga :

BMKG: Informasi Akan Terjadi Badai di NTT adalah Berita Hoaks

Menurutnya, Kementerian PUPR terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam menghadapi musim pancaroba tersebut. “Saya kira semua wilayah di Indonesia menjadi prioritas saya, berkoordinasi dengan BMKG. BMKG selalu memberikan warning-warning,” ujarnya

Banjir, Akses Gerbang Tol Kertajati, Kabupaten Majalengka

Baca Juga :

Pulau Bunguran Besar Diselimuti Kabut Adveksi, Begini Penjelasan BMKG

Sebelumnya, BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem selama periode pancaroba (peralihan musim) yang diprakirakan berlangsung pada bulan Maret hingga April 2024.

Selama periode pancaroba, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, dan fenomena hujan es.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, berdasarkan analisa dinamika atmosfer yang dilakukan BMKG, didapati saat ini puncak musim hujan telah terlewati di berbagai wilayah Indonesia, khususnya bagian selatan Indonesia.

Hal tersebut, kata dia, mengindikasikan bahwa wilayah tersebut akan mulai memasuki peralihan musim pada bulan Maret hingga April. Salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari dengan didahului oleh adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari.

Kondisi itu terjadi karena radiasi matahari yang diterima pada pagi hingga siang hari cukup besar dan memicu proses konveksi (pengangkatan massa udara) dari permukaan bumi ke atmosfer sehingga memicu terbentuknya awan.

Karakteristik hujan pada periode ini, kata Dwikorita, cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat. Apabila kondisi atmosfer menjadi labil/tidak stabil maka potensi pembentukan awan konvektif, seperti awan Cumulonimbus (CB) akan meningkat. (ant)

Halaman Selanjutnya

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, berdasarkan analisa dinamika atmosfer yang dilakukan BMKG, didapati saat ini puncak musim hujan telah terlewati di berbagai wilayah Indonesia, khususnya bagian selatan Indonesia.