Dalam rangka memperingati Hari Buku 2025, Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan mengadakan talkshow bertajuk “Well-read, Well-Lived: Literasi dan Harmoni dalam Era Digital” pada Selasa, 28 Mei 2025, di Gedung BI Sulsel, Makassar. Acara tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh literasi seperti Ratih Kumala dan M Aan Mansyur yang berbagi pandangan mengenai pentingnya literasi di era digital.
Diskusi dalam talkshow ini membahas peran literasi dalam membentuk masyarakat yang harmonis dan berwawasan luas di era digital. Selain untuk memperingati Hari Buku, tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara menggunakan teknologi sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya.
Wahyu Purnama, Deputi Kepala Bank Indonesia Sulsel, menyampaikan pentingnya literasi di era digital dan mengaitkannya dengan ajaran Nabi Muhammad SAW serta penghargaan kepada para pendidik yang telah mempromosikan budaya literasi. Namun, meskipun indeks literasi nasional pernah mencapai angka 73,52 pada tahun 2013, peringkat global pada tahun 2022 menunjukkan bahwa Indonesia berada di posisi ke-69 dari 83 negara, tertinggal dari negara ASEAN lainnya.
Wahyu juga mencatat bahwa kebanyakan masyarakat cenderung lebih memilih membaca konten media sosial daripada buku, yang dianggapnya dapat mengurangi kebiasaan membaca yang sebenarnya dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan. Sebagai contoh, Wahyu mengambil perbandingan dengan Korea Selatan di mana budaya literasi sudah ditanamkan sejak usia dini, menjadi indikator penting dalam kemajuan pendidikan dan literasi bangsa.
Bank Indonesia berharap melalui kegiatan ini, masyarakat akan memandang membaca sebagai kegiatan yang penting, bukan hanya sekadar hobi. Dengan literasi yang kuat yang didukung oleh pendidikan dan teknologi, diharapkan dapat menjadi landasan untuk kemajuan bangsa menghadapi tantangan global yang semakin meningkat.