Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menunjukkan hubungan emosionalnya dengan Aceh dan rakyatnya. Salah satunya adalah karena ayahnya, Soemitro Djojohadikoesoemo, adalah perintis Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala. Prabowo menceritakan betapa bangganya ayahnya bisa memberikan kuliah kepada mahasiswa di Aceh.
“Saya pun mempunyai hubungan emosional dengan rakyat aceh. Orang tua saya, Prof. Soemitro dari awal sangat dekat dengan tokoh-tokoh Aceh dan beliau ikut merintis pendirian Fakultas Ekonomi Syiah Kuala,” kata Prabowo di acara silaturahmi dan doa bersama ulama serta tokoh masyarakat Aceh.
Prabowo juga mengungkapkan bagaimana ayahnya bersama rakyat Aceh saling dukung di masa-masa sulit, seperti pada pergolakan di tahun 1950-an.
Tidak hanya itu, Prabowo juga menyebut hubungannya dengan rakyat Aceh tidak berhenti sampai di situ. Ia terus menerus berhubungan baik dengan tokoh-tokoh dari Partai Aceh, bahkan bertemu dan bersatu dengan Muzakir Manaf, yang dulunya merupakan Panglima Gerakan Aceh Merdeka.
Prabowo menegaskan bahwa kedekatan emosional dan rekonsiliasi yang telah terjadi adalah bukti bagaimana persatuan menjadi bagian yang penting bagi negeri ini. Dia juga memberikan apresiasi dan rasa terima kasihnya kepada rakyat Aceh yang telah memberi dukungan yang besar saat dirinya berjuang dalam pilpres sebelumnya.
Meskipun Prabowo kalah dalam pemilihan presiden dan belum sempat ke Aceh, dia berkomitmen untuk membalas setiap kebaikan rakyat Aceh yang selama ini telah mendukungnya. Dia menegaskan bahwa dirinya akan membantu rakyat Aceh melalui pembangunan politeknik unggulan di Aceh.
